Pemekaran Distrik Paniai Barat ibaratnya menjadi demokrasi artinya kita yang memilih kitapun yang akan merasakan dampak negative maupun dampak positif yang akan alami dalam kehidupan oleh masyarakat Paniai Barat secara umum dalam sepanjang kehidupan.
Harus mengamati dan meninjau kembali Kondisi riil dan filosofi orang tua nenek moyang kita dikampung yang penuh dengan air susu dan maduh yakni PANIAI BARAT, rasa kepedulian terhadap masyarakat dan alam Paniai Barat itu harus keluarkan dari hati nurani saudara/I, kalbu hati kita merinduhkan lindungi Masyarakat dan Alam Paniai Barat (APB) diposisi aman dan damai dan sejahtera.
Menurut konsep hukum asal usul manusia, secara khusus manusia Mee adalah manusia sejati yang berasal dari tanah dan secara tidak langsung menyatakan manusia yang berasal dari alam sayangi alam dan lindungi alam adalah sangat urgen/vital belarti sanyangi diri kita pasti dengan tidak langsung akan merobahkan hidup anda menjadi manusia yang berguna di masa depan sekalian akan menambahkan usia manusia.
Kita manusia secara pribadi adalah manusia yang tidak punya berdaya bakanpun alam dan tanah tidak punya akal budi pengerti sehingga menyatakan dua komunitas yang salin bergantung untuk saling diperdayakan oleh akal budi manusia sekalipun alam itu sebuh bendah tidak bergerak kenapa? Manusia hidup karena alam dan kitapun ada inipun karena alam.
Setiap perjalanan orang Mee atau eksistensi Mee selalu mengalami tantangan dan alangan yang sangat kerumitan sepertipula setiap orang yang memikirkan hal negative bagi banyak orang juga pasti adalah tantangan apalagiTuhan Yesus saja sudah mengalami tantangan dan godahan, maka saya minta mau jadi manusia hidup kita harus memikirkan bijaksana di negeri Paniai Barat.
Jika saya atas atas nama DEMI PIGAI minta kepada tua, muda tokoh, intelek, tokoh agama, tokoh pemuda dan tokoh adat bagi hoknum meminta pemekaran maupun menolak pemekaran PANIAI BARAT harus tolak ukur tentang dampak positif yang nantinya masyarakat kecil membawah ke hara yang lebih baik dari yang lebih baik.
Meminta atau menolak pemekaran Distrik Paniai Barat bukan motivasi dari keinginan uang, tolak ukur kepintaran bakanpun kepentingan peribadi sesaat merugikan semua aspek kehidupan…………………..! ingat latar belakang kehidupan apa dan kehidupan sekarang seperti apa? Wujudkan dengan tindakan kita sebagai manusia yang terang bagi sesama membawah ketempat sejuk.
Jangan tolak ketika anda belom mengetauhi dampak negative dari pemekarang itu sendiri? bakan belom tau jalan kehidupan kristalisasi bagi semua Masyarakat Paniai Barat?, dibalik juga jangan minta pemekarang ketika anda belum mengetau problematik?, barometerlah dan pastikan eksistensi kehidupan Masyarakat Paniai Barat mengantar ke posisi aman.
Kita taubahwa semua eksistensi kini sudah terterumus dalam animona dan moderenisasi adalah meman sedang mengalami semua masyarakat dalam semua aspek kehidupan, terutama yang mengancurkan hubungan harmonis masyaraka, mengugat persatuan dan kesatuan daerah, gugat felatri adalah dari aspek politika maka kita harus belajar kembali semua probelematik kehidupan masyarakat.
Hidup manusia tidak mungkin dan berdaya hanya satu orang saya disuatu daerah pemerintah administrative baik tingkat kampung sampai pusat, suatu perjuangan hidup tidak mungkin tidak ada tantangan atau halangan dan konteks pemekaranpun disuatu daerahpun pasti ada kontroverti “pro dan kontra” adalah selalu alami hanya karena tidak singkrong pendapat antara satu sama lain MANUSIA.
Saya DEMI PIGAI mengajak kepada seluruh komponen Masyarakat Distrik Paniai Barat terutama tokoh Intelektual stekehorder dari Paniai Barat dimana-mana berada mari datang duduk sama-sama bincang dan untuk satukan presepsi hati ke hati dan pikirang-ke pikirang adalah SOLUSI KITA.
Saya berbicara bukan memihak kepada pro pemekaran Kabupaten Paniai Barat dan kontra pemekaran Kabupaten Paniai Barat tidak namun karena saya bicara atas kerinduan kehidupan Masyarakat Paniai Barat yakni bersifat INDEPENDEN
“””””””””””””””””””””” NARA SUMBER Demmi Pigai -----Kimu Bona” “”””””””””””””””””””””””””””””
editor : Awiti
0 komentar:
Posting Komentar